Keampuhan Biji Habbatussauda

Habbatussauda (Nigella sativa L.), atau jinten hitam, telah dikenal manusia sejak ribuan tahun lalu, dan sering digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Rasulullah SAW juga menjadikan herba ini sebagai salah satu pengobatan favoritnya, bahkan ada hadits mengenai pemanfaatan tanaman ini.
BERDASARKAN Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ''Sesungguhnya al-habbatus sauda' dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali al-sam''.
Istri Nabi Muhammad itu kemudian bertanya, apa sih al-sam itu? Rasulullah menjawab, ''Al-sam adalah maut''. Cerita ini juga dapat dilihat pada sejumlah hadits sahih lainnya, seperti Ibnu Majah (2: 342), Tarmizi (2: 3), dan Ahmad (2: 241).
Rasulullah bersabda seperti itu berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, dan yang pasti telah dituntun Allah, sehingga tak bisa diragukan lagi kebenarannya.
Bahkan, menurut berbagai literatur, habbatussauda sudah dimanfaatkan masyarakat Mesir Kuno, sekitar 3.000 tahun lalu. Pasalnya, tanaman ini pernah ditemukan di kuburan Tutankhamen (Firaun). Dalam kajian arkeologi, tanaman ini berperan penting dalam kehidupan masyarakat Mesir Kuno.
Para dokter pribadi Firaun telah menggunakan minyak dan salep berbahan habbatussauda untuk mengobati gangguan pencernaan. Ratu Cleopatra dan Notfete pun merawat tubuhnya dengan minyak habbatussauda, selain sebagai ramuan tambahan tatkala mandi.
Penelitian Modern Berkaca dari hadits maupun literatur kuno, Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia pun mengakui kehebatan khasiat habbatussauda. Menurut penelitiannya, bahan ini sanggup menstimulasi energi di tubuh serta membantu penyembuhan dari kelelahan atau kurang semangat.
Di abad modern, para ahli penasaran dengan kebenaran khasiat habbatussauda. Mereka lantas mengadakan serangkaian penelitian, dan hasilnya hanya sekadar membenarkan! Sejak tahun 1960 hingga sekarang, sedikitnya terdapat 200 studi di sejumlah universitas dari berbagai negara yang menemukan manfaat luar biasa dari habbatussauda.
Tahun 1986, misalnya, Dr Ahmad Al Qadhy melakukan penelitian di AS tentang pengaruh habbatussauda terhadap sistem kekebalan tubuh manusia. Penelitian ini melibatkan 18 sukarelawan berbadan sehat dan segar, yang dibagi dua kelompok.
Kelompok pertama diberi 1 gram habbatussauda setiap hari, dan kelompok kedua diberi karbon setiap hari. Selama empat minggu, mereka mengonsumsi habbatussauda dan karbon yang dikemas dalam kapsul. Hasilnya, sistem kekebalan tubuh pada kelompok pertama mengalami peningkatan.
Disebutkan pula bahwa habbatussauda merupakan satu-satunya tanaman yang punya senjata khusus untuk menghancurkan berbagai jenis penyakit. Dr Al Qadhy menambahkan, habbatussauda juga mempunyai kemampuan melawan bermacam-macam virus, kuman, dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Bukan hanya peneliti muslim saja yang mengakui betapa besar manfaat habbatussauda. Simak pengakuan Prof Dr Hildbert Wanger (Jerman): ''Habbatussauda terbukti menyembuhkan pasien alergi, neuradermitis, asthma, dan lemahnya daya tahan tubuh''.
Sedangkan ilmuwan AS, Dr Stanley Kopok, membuktikan habbatussauda memiliki peran sangat penting dalam mencegah tumor, dan dalam jangka waktu lama dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Habitat Tanaman habbatussauda adalah sejenis tumbuhan yang berbunga secara tahunan. Habitat aslinya adalah negara-negara di kawasan Mediterania dan Timur Tengah. Kemudian ditanam secara meluas di Afrika Utara (terutama Mesir), sebagian Eropa, serta beberapa negara di Asia Tengah (Iran dan India).
Indonesia juga memiliki tanaman jinten hitam, tetapi berbeda dengan habbatussauda yang tumbuh di Timur Tengah. Perbedaan utama terletak pada khasiatnya.
Habbatussauda berasal dari keluarga Ranunculaceae. Tinggi batangnya sekitar 20-50 cm. Batang berwarna hijau, bulat, dan berbulu dengan diameter sekitar 2-5 mm. Jarak antardahan sekitar 2-5 cm. Dahan ini bercabang di atas.
Daunnya halus, dan selalu berpasangan dalam posisi saling berseberangan. Sedangkan bunganya lembut di ujung dahan, berwarna biru muda dan putih, dengan diameter sekitar 3 cm.
Buahnya agak besar, yang mengandung sejumlah biji. Biji-bijinya sangat kecil, dengan panjang 1-2 mm, hitam, berbentuk trigonal, mempunyai rasa yang kuat dan pedas seperti lada.
Biji-biji inilah yang digunakan sebagai pengobatan, baik yang diolah dalam bentuk kapsul, disuling menjadi minyak atsiri, atau acapkali dikeringkan begitu saja. Biji-biji ini mengandung crystalline nigellon dan arganine, yang berfungsi sebagai stabilisator dalam sistem imunitas tubuh dan masa pertumbuhan (Ir Sufrida Yulianti, 2008).
Habbatussauda bersifat biseksual, artinya dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri, membentuk kapsul buah yang mengandung biji. Saat kapsul buah matang, ia akan membuka dan biji-biji di dalamnya terbang dan berubah menjadi hitam. Itu sebabnya, banyak yang menyebutnya sebagai biji hitam (black seed).
Biji habbatussauda juga mengandung karoten yang mampu melumpuhkan radikal bebas penyebab kanker. Masih ada senyawa lain yang penting bagi kesehatan tubuh, antara lain 15 macam asam amino, protein, kalsium, sodium, potassium, magnesium, zat besi, omega 3 dan 6, vitamin A, B1, B2, C, E, dan niacin.
Hj Neno Warisman, artis yang juga aktif di berbagai kegiatan keislaman, sudah lama menggunakan habbatussauda, terutama untuk menjaga daya tahan dan stamina tubuh. Dulu, Neno mesti mendatangkan biji hitam ini dari Arab, lalu meramunya sendiri.
Kini produk habbatussauda sudah bisa diperoleh di berbagai agen dan toko, baik dalam bentuk kapsul, minyak, dan serbuk. Ada juga produk yang diolah bersama bahan lain, seperti madu.
Mengutip pengakuan Wahyu Suparno, pemandu acara Rahasia Sunah Rasul di salah satu stasiun televisi swasta, ternyata setiap hadis Rasulullah selalu menemukan kebenarannya dalam berbagai pengujian modern. Tentu saja, karena setiap perkataan Rasulullah ''dituntun'' Allah, sehingga tak mungkin keliru. (Sriyati-32)

Sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/02/13/51558/Keampuhan.Biji.Habbatussauda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar